(Bukan) Review: Muhammad #4: Generasi Penggema Hujan

Judul Buku    : Muhammad: Generasi Penggema Hujan
Penulis          : Tasaro GK
Tahun Terbit : cetakan pertama, April 2016

Novel Muhammad: Generasi Penggema Hujan merupakan seri terakhir dari tetralogi novel biografi nabi Muhammad SAW karya Tasaro GK. Pada seri terakhir ini penulis menceritakan masa kekhalifahan Ali bin Abi Thalib. Berbeda dengan seri pertama, kedua, dan ketiga pada seri terakhir ini saya tidak bisa membendung rasa penasaran saya dengan akhir dari segala petualangan Kashva. Saya tahu bahwa akhir dari segala petualangan Kashva yang sejak seri pertama menjadi tokoh yang penuh petualangan akan berakhir di seri ini. Meskipun Kashva bukanlah inti dari cerita novel ini, tapi petualangan Kashva merupakan kisah selingan yang membuat kita berpikir bahwa semasa perjuangan Rasulullah SAW mungkin memang ada seorang 'Kashva' yang mempelajari agama Islam dengan cara yang tak mudah dan penuh petualangan. Justru yang menjadikan novel ini menjadi unik dan sangat asyik untuk dinikmati ialah adanya kisah selingan Kashva dan Atusa yang selalu membuat pembaca penasaran chapter demi chapternya. 

Jika biasanya kisah nabi diceritakan dengan sangat serius dan ilmiah pada novel ini justru dibumbui dengan kisah-kisah romantisme yang penuh dengan perjuangan. Membaca novel ini membuat kita memahami Islam dari berbagai perspektif. Sebagai novel biografi tentu saja kisah-kisah dari jaman Rasulullah lahir hingga generasi penerusnya, (terakhir ini masa kekhalifahan Ali bin Thalib) diceritakan dengan runtut dan dengan bahasa yang mudah dipahami. 

Saya yakin proses menulis novel ini tidaklah mudah. Selain perlunya mencari sumber cerita asli yang banyak, yang lebih sulit lagi ialah menuliskan kembali dengan membumbuinya dengan adegan-adegan dramatik dan romantisme tanpa mengurangi fakta-fakta yang ada. Diksi-diksi yang dipakai penulis dalam menulis novel ini sangatlah manis. Entah mengapa saya sangat menikmati setiap kata yang dipilih oleh penulis untuk menggambarkan sebuah perasaan. Tidak bertele-tele namun sangat tepat sasaran. Tidak heran jika saya ikut baper mengikuti setiap adegannya. Xixi 

Sejujurnya saya tidak terlalu banyak membaca novel-novel islami. Mungkin karena saya juga selalu merasa kecewa setiap kali membaca novel dengan tema Islami perempuan selalu menjadi tokoh yang lemah dan menerima banyak penindasan. Padahal di dalam Islam perempuan sangat di muliakan. Namun di dalam novel ini saya menemukan perbedaan.  Saya merasa sangat puas dengan tokoh-tokoh perempuan yang ditampilkan. Mulai dari Khadijah, Aisyah, Fatimah, Astu dan Zahra semuanya merupakan sosok-sosok perempuan tangguh namun tetap memiliki sisi yang lembut dan hangat. Berkali-kali saya merasa takjub dengan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh perempuan dalam novel ini. 

Jika di banyak cerita yang saya temukan biasanya yang di highlight dari tokoh perempuan hanyalah sebagai pemuas nafsu laki-laki atau sebagai 'yang melayani' tokoh laki-laki saja, dalam novel tetralogi ini justru perempuan di tempatkan sebagai teman berjuang. Bukankah memang seharusnya seperti ini? Nabi Muhammad merupakan contoh yang sangat baik dalam memperlakukan perempuan. Bahkan sebagai seorang nabi beliau masih mau mendengarkan dan bertukar pendapat dengan istri-istrinya bahkan anaknya. Di dalam novel ini disajikan sosok-sosok perempuan tangguh dan cerdas, yang dapat di sejajarkan dengan laki-laki. Bahkan tokoh Astu memiliki kemampuan perang yang sangat cekatan. Tak hanya itu, dalam novel ini juga perempuan di tempatkan sebagai sosok teman diskusi, dan tak jarang pendapatnya pun di dengarkan dan di pertimbangkan. Namun tentu saja sisi manja dan lemah lembutnya seorang perempuan juga tetap ditampilkan tanpa mengurangi sedikit pun sisi ketegasan sebagai perempuan. Melahirkan, menyusui, mendidik anak, memasak, melayani juga tetap ditampilkan di beberapa scane. Bukankah sangat menarik menjadi perempuan yang diakui kelemahannya namun tetap diberi ruang dan kesempatan yang sama untuk berjuang tanpa direndahkan?

Banyak pelajaran yang bisa diambil dari novel ini. Selain menambah pengetahuan tentang bagaimana kisah Rasulullah secara garis besarnya, membaca novel ini juga membuat kita merasakan rindu yang mendalam kepada Baginda Rasulullah SAW. Melalui novel ini kita jadi paham betapa tidak mudahnya masa-masa kelahiran Islam. Penuh lika-liku dan perjuangan. Bahkan penuh dengan pengorbanan. Tak sedikit nyawa yang hilang ketika masa-masa perjuangan untuk memperjuangkan sebuah agama. 

Meski kisah Rasulullah ditampilkan begitu epik dalam novel ini, tentu saja kita tak boleh membaca kisahnya hanya dari novel ini. Kita juga perlu membaca kisah nabi pada sumber-sumber yang lebih ilmiah selain novel. Sebab pada akhirnya sefakta apa pun sebuah novel, novel tetaplah bagian dari karya fiksi yang sudah dibumbui dengan beberapa imajinasi dan dramatisasi. 

Fyi, di seri terakhir ini ada banyak adegan bucinnya. Gemes banget si. Wkwk
Kalau kamu mau baca juga, novel ini tersedia juga di aplikasi ipusnas ya, free dan legal. Lengkap kok semua serinya😉
Saya sarankan baca berurutan dari seri pertama dulu biar nggak bingung dengan alur ceritanya 😊

Comments

Populer

Sebuah Cerita dan Seekor Burung

Tulisan yang di Muat di Tahun 2016

Untuk Seseorang