Posts

Showing posts from February, 2018

Semangkuk Mie

"Aku ke sini hanya ingin melihatmu. Aku lega bahwa ternyata kau baik-baik saja." Aku tak bergeming dan tetap fokus merajang cabai rawit hijau dan sawi hijau sembari menunggu air dalam panci mendidih. "Aku tahu, aku salah. Tidak memercayaimu. Dan sekarang aku menyesal." Wanita mungil itu tetap berbicara, tak perduli aku mendengarkannya atau tidak. "Aku terlalu egois. Dan tidak bisa mengontrol emosiku. Tapi kau tahu kan itu semua karena apa?" Aku tetap diam. Air di panci sudah mendidih. Aku memasukkan rawisan cabai dan sawi itu ke dalam panci. "Aku cemburu. Aku tidak bisa mengontrol emosiku ketika cemburu. Maafkan aku." Kudengar dia yang duduk di kursi meja makan itu terisak. Aku membuka bungkus mie instanku. Dan mencelupkannya ke dalam air mendidih menyusul rawit dan sawi yang telah kumasukkan sesaat lebih dulu. "Kau boleh membenciku dan aku juga tidak berhak memaksamu untuk memaafkan. Tapi, bisakah kau kembali ke rumah kita? Ranjang