Untuk Seseorang

Hei,
Sedang apa?
Sibuk ya?
Kamu tahu nggak, malam ini aku ingin bercerita tentang banyak hal denganmu. Entah kenapa mendadak aku berangan-angan "seandainya kamu di sini, aku akan menceritakan semua kekesalanku ini denganmu."
Hari ini aku belajar satu hal kecil, kecil sekali. Kamu tahu kan aku orangnya cuek banget? Anggaplah tahu ya. Hehe
Tanpa sadar rasa cuekku terkadang menyakiti orang lain. Aku selalu berusaha untuk tidak menyakiti orang lain tapi nyatanya masih saja ada orang yang merasa tersakiti karenaku. "Apa salahku?" Pertanyaan itu selalu saja muncul ketika aku sedang ada masalah dengan seseorang. Akhir-akhir ini sering aku renungkan. Kayaknya aku memang banyak salah. Banyak salah karena tidak sadar akan kesalahan yang dilakukan oleh diri sendiri. Bukankah aku jahat sekali? Sebetulnya aku juga sedang berpikir barangkali kamu bukan orang yang beruntung dicintai olehku. Aku hanya perempuan jahat yang tidak menyadari kesalahan sendiri. Kamu orang paling sial karena dicintai olehku sedalam ini. Maafkan aku ya..
Tapi jangan melarangku untuk mencintaimu ya, aku tidak bisa. Sebetulnya aku juga tidak ingin mencintaimu, tapi mencintai ternyata bukan keinginan. Itu semacam panggilan alam. Iya nggak sih? Hehe

Aku sedang banyak masalah. Tidak tahu lah. Mungkin ini terjadi akibat dari sifat cuekku. Menurutmu aku salah tidak sih jadi orang terlalu cuek? Tapi walaupun aku cuek kan, aku tetap mau membantu orang-orang yang butuh bantuanku selagi aku mampu dan mereka mau ngomong sama aku. Kalau aku sih cuek karena emang aku lebih suka sendiri kan? Karena selalu merasa nggak enak kalau harus minta bantuan sama orang lain. Aku salah nggak sih?

Sepertinya aku masih kekanak-kanakkan. Maaf ya, harusnya aku bisa jadi lebih dewasa biar bisa menjadi perempuan yang kamu banggakan. Tapi nyatanya aku cuma perempuan cengeng, manja, dan keras kepala. Sama sekali tidak pantas untuk jadi perempuanmu. Sebetulnya aku orang yang sangat peduli dengan karakter. Tapi karakterku sendiri seburuk ini. Tambah sedih. Tambah kasian sama kamu, aku cintai sedalam ini. Sebetulnya aku ingin tahu perasaanmu sih. Tapi kayaknya aku terlalu takut kamu akan mengatakan bahwa kamu tidak mencintaiku. Ternyata aku perempuan cemen juga. Hehe

Aku tidak berharap juga sih tulisan ini akan sampai dibaca olehmu. Tapi jika memang dibaca, ya itulah kelemahanku. Kalau sedang ada masalah aku ingatnya kamu. Nggak tahu deh. Seandainya ada kamu. Mungkin aku akan lebih kuat menghadapinya. Seandainya ada kamu mungkin aku bisa menyenderkan kepalaku yang penuh sesak ini di bahumu sebentar. Ingin sekali. Ketika aku sedang kalut-kalutnya kenapa kamu manusia yang terlintas di kepalaku?
Aku jadi ngantuk. Aku tidur deh. Aku ingin mengobrol dengan lisan sebetulnya. Tapi bukankah  sulit untuk mengobrol secara lisan denganmu? Ceritaku berantakan sekali ya? Iya, isi kepalaku memang seberantakan itu saat ini.
Terima kasih ya, sudah membaca. Aku sedikit lebih baik sekarang.

#2811

Comments

  1. "Panggilan alam". Hahaha. Udah kayak mau buang air besar.

    Tapi emang kayak gitu setau gue, sih. Perasaan semacam itu datang begitu saja tanpa perencanaan, apalagi enggak bisa dicegah. Semakin diabaikan, malah menyakiti diri sendiri.

    ReplyDelete
  2. Semoga yang dimaksud sempat baca tulisan ini :)

    ReplyDelete
  3. Kangen baca tulisan blog tentang curahan hati kayak gini.
    Besok curhat lagi ya haha

    ReplyDelete
  4. Bagaimana ini... Tulisan yang kamu harap nggak kebaca sama "kamu" malah muncul di beranda blog ku.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wadaw bagaimana itu? Bagaimana ya? Hmm
      Yaaa ga gimana-gimana sih
      Meskipun kmu yg baca wkwk

      Delete
  5. Duh. Dari hati banget nih. Semoga dia baca yaa. :p

    ReplyDelete
  6. Sangat menyentuh. Semoga dibaca, semoga tersapaikan segala bentuk lisannya. Jangan terlalu merendah begitu ah, sekali kali meninggi juga gak masalah :p

    ReplyDelete

Post a Comment

Komentarmu?

Populer

Sebuah Cerita dan Seekor Burung

Tulisan yang di Muat di Tahun 2016