Memory 1

Aku seperti tenggelam dalam laut kesia-siaan. Menunggu begitu lama hanya untuk mematahkan hatiku sendiri. Dengan keras kepala aku tetap menunggumu dan dengan ringan kaki kaki kau meninggalkanku. Seharusnya tidak ada yang perlu aku sesali ataupun tangisi, aku sudah tahu pada akhirnya akan seperti ini. Tetapi akhir yang menyedihkan meski sudah diduga sebelumnya, selalu saja ada sisi menyakitkan yang tidak bisa ditahan-tahan. Melihatmu berbahagia dengan perempuan lain, membuat hatiku sangat ngilu. Tentu saja ini buka salahmu. Sudah sejak awal kau mematahkan harapanku, tapi tetap saja aku berharap. Seperti katamu, aku perempuan bodoh yang hanya bisa menunggu. Tapi apa yang salah dari kata 'menunggu' ? Semua orang selalu menunggu hal-hal baik tapi aku rela menunggu untuk hal-hal pahit, bukankah aku sangat spesial? Tidak ada manusia yang lebih bodoh dariku bukan?

Apa pun itu, bagiku bisa mencintaimu adalah hal yang sangat aku syukuri dalam hidup. Di dunia yang semakin tidak waras ini, aku pikir mencintaimu adalah salah satu hal terwaras yang pernah aku lakukan. Kau lihat bukan, di luar sana banyak orang-orang berkoar tentang kecintaannya pada sesuatu tapi aku? Aku tetap diam khidmat dalam mencintaimu. Tidak kah kau rasa ada perasaan cinta yang luar biasa damainya untukmu. Tapi kau lebih memilih cinta yang liar dan vulgar. Tidak apa, liar dan vulgar memang menjadi selera yang sedang tren akhir-akhir ini. Aku memakluminya. Seperti juga aku memaklumi bahwa mengabaikan orang yang mencintai dan mengejar orang dicintai adalah hal yang wajar. Selamat mencintai orang yang kau cintai! Semoga cinta yang kau sayang-sayang itu lekas membuatmu bahagia! 


Comments

  1. Tidak ada hati yang baik-baik saja sekalipun dengan perpisahan terbaik.

    Nggak dipilih emang nyakitin, sih. Cuma terkadang kita ngga boleh egois ga, sih?

    ReplyDelete

Post a Comment

Komentarmu?

Populer

Sebuah Cerita dan Seekor Burung

Tulisan yang di Muat di Tahun 2016

Untuk Seseorang